Teknik Reduksi Terbuka Fraktur yang Perlu Anda Ketahui

Tehnik reduksi terbuka fraktur ialah dilaksanakan bertepatan dengan fiksasi intern atau disebutkan open reduction, intern fixation (ORIF).

 

Persiapan Pasien

 

Saat sebelum perlakuan reduksi terbuka fraktur, pasien umumnya jalani pengecekan radiologis seperti rontgen, atau bahkan juga computed tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI) jika dibutuhkan. Pengecekan radiologis bisa menolong keakuratan penghitungan dan ketepatan simetris di antara tulang yang fraktur sama yang sehat.

 

Hal khusus yang sudah dilakukan oleh dokter ortopedi saat penyiapan pasien saat sebelum reduksi terbuka dan fiksasi intern untuk tentukan pendekatan reduksi fraktur yang paling maksimal. Harus diperhitungkan resiko infeksi yang berkaitan dengan perlakuan, dan langkah capai peranan berlebihanitas yang sebelumnya sama waktu yang tersingkat.

 

Penyiapan pasien yang lain yang penting dilaksanakan sama dengan prosedur pre-operatif standard, yakni mengecek ada komorbiditas seperti pengecekan darah komplet, factor pembekuan darah, gula darah, dan rontgen thorax. Pasien direferensikan untuk puasa cairan 2 jam saat sebelum operasi, dan puasa makanan padat semenjak 6 jam saat sebelum operasi. Saat sebelum mengawali operasi, pasien diberi antibiotik profilaksis. Pasien yang jalani pembandinghan pada berlebihanitas bawah membutuhkan tromboprofilaksis untuk menghindar kompleksitas paling sering yakni tromboembolisme vena, khususnya pada pasien lansia, kegemukan, dan yang mempunyai kisah trombosis.

 

Perlengkapan

 

Perlengkapan minimum yang dibutuhkan saat operasi ortopedi ialah drill untuk membikin lubang, osteotome untuk menggunting tulang trabekular, gergaji untuk menggunting tulang kortikal, chisels untuk membuat tulang, gouges untuk keluarkan tulang, dan plates, screws, dan screwdriver untuk fiksasi tulang.

 

Posisi Pasien

 

Status pasien saat operasi ditetapkan sesuai akses terbaik untuk tulang yang alami fraktur. Status pasien harus ditetapkan secara baik karena operasi mempunyai resiko kompleksitas perioperatif seperti positioning injuries di mana bisa terjadi penekanan atau traksi ke saraf di beberapa lokasi tertentu. Lokasi yang membutuhkan perhatian lebih ialah pleksus brakialis, nervus radialis, nervus ulnaris, dan nervus peroneal.

 

Prosedural

 

Saat sebelum dilaksanakan perlakuan reduksi terbuka fraktur, pasien distabilisasi sesuai konsep Advanced Trauma Life Dukungan (ATLS). Perlakuan ATLS dibutuhkan untuk penatalaksanaan awalnya saat ada pasien trauma. Saat sebelum tangani fraktur, klinisi perlu lakukan pengecekan primary survei lebih dulu untuk pastikan kondisi yang paling memberikan ancaman nyawa telah termonitor. Perlakuan meliputi patensi airway, breathing, dan circulation.

 

Setelah pasien cukup konstan, reduksi terbuka dan fiksasi intern bisa dilaksanakan memakai beberapa alat dan sistem, di mana yang terbanyak dilaksanakan ialah screw (cortical dan cancellous) dan plates. Beberapa alat yang lain bisa dipakai terhitung intramedullary nails, self-tapping screw, blade plates, dynamic hip screw, tension band wiring, dan eksternal fixators.